Kebahagiaan yang Tiada
Habisnya
Karya
: Anjani Eka Lestari
Hari pertama tahun ajaran baru. Setelah libur yang
lumayan agak lama, aku masuk sekolah. Aku bersekolah di SMP Negeri 7 Bogor.
Tepat pada hari itu, kami semua murid dikumpulkan dilapangan untuk pembagian
kelas. Pada hari itu, kebetulan sekali cuacanya sangat panas. Dan aku
sendirian, karena teman-temanku sedang mengorientasi murid-murid baru SMP 7.
Setelah guruku memberi pengumuman, tibalah saatnya
pembagian kelas. Tahun itu, aku sudah naik ke kelas 9. Aku sangat serius sekali
memperhatikannya. Kemudian, disebutlah kelas sembilan empat. Amalia, Amany,
Anita, dan kemudian Anjani Eka Lestari. Disitu disebutkan namaku. Ya, aku
berada di kelas sembilan empat. Kelas dimana aku akan menghabiskan sisa satu
tahun terakhirku di SMP sebelum aku menjadi murid SMA. Setelah selesai
dibacakan semua, kami semua murid bersiap untuk ke kelas baru kami
masing-masing. Aku sampai di kelas sembilan empat. Kemudia kuhirup udara yang
berada di ruangan itu. “Harum orang-orang pintar disini, terlalu banyak
saingan”, ujarku dalam hati.
Disini, aku banyak berkenalan dengan teman baru
yang sudah tidak asing lagi kulihat. Di kelas ini, pertama kali aku akrab yaitu
dengan Annisa Restiany dan aku biasa memanggil dia dengan nama Ninis. Dalam
hatiku, aku selalu yakin kelas ini mempunyai potensi yang tinggi jika
dibandingkan kelas yang lainnya. Aku berharap, aku akan berhasil jika aku
berada di kelas ini.
Setelah beberapa hari berlalu, aku belajar di
kelas ini. Kelas yang masih penuh kecanggungan, masih ada batas pertemanan
didalamnya. Ya, jika bisa dibilang kelas ini masih rasis jika dalam masalah
memilih teman. Mungkin dikarenakan juga ada beberapa yang belum saling kenal.
Aku biasanya menyebut murid kelas ini dengan sebutan ‘pejuang’, iya, ‘pejuang
94’.